Harga emas kembali mencatatkan lonjakan signifikan pada Jumat, 10 Oktober 2025, menembus level USD 4.000 per ons dan mencatatkan kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut. Lonjakan harga ini dipicu oleh sejumlah faktor ekonomi dan geopolitik yang mempengaruhi pasar global. Berita Bisnis hanya ada di cuansatu.com
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas
1. Ketidakpastian Ekonomi Global
Ketidakpastian ekonomi global, termasuk potensi resesi di beberapa negara besar, mendorong investor untuk beralih ke aset yang dianggap lebih aman seperti emas. Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
2. Kebijakan Bank Sentral
Kebijakan moneter yang longgar, termasuk suku bunga rendah dan program pelonggaran kuantitatif oleh bank sentral utama, meningkatkan daya tarik emas sebagai aset investasi.
3. Permintaan dari Bank Sentral
Bank-bank sentral di berbagai negara meningkatkan cadangan emas mereka sebagai bagian dari strategi diversifikasi aset. Hal ini meningkatkan permintaan dan mendukung harga emas.
4. Gejolak Geopolitik
Ketegangan geopolitik, termasuk konflik perdagangan dan ketidakstabilan politik di beberapa wilayah, meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.
Dampak Kenaikan Harga Emas
1. Pengaruh terhadap Pasar Investasi
Kenaikan harga emas mempengaruhi pasar investasi, dengan meningkatnya minat terhadap produk investasi berbasis emas seperti ETF emas dan saham perusahaan pertambangan emas.
2. Dampak terhadap Ekonomi Negara Berkembang
Negara-negara berkembang yang merupakan produsen emas utama mengalami dampak positif dari kenaikan harga emas, dengan peningkatan pendapatan ekspor dan cadangan devisa.
3. Pengaruh terhadap Konsumen
Bagi konsumen, kenaikan harga emas dapat mempengaruhi harga perhiasan dan barang-barang lainnya yang terbuat dari emas, meningkatkan biaya konsumsi.
Prospek Masa Depan Harga Emas
Meskipun harga emas telah mencapai level tertinggi, beberapa analis memprediksi bahwa tren kenaikan ini dapat berlanjut jika faktor-faktor pendorong tetap ada. Namun, potensi koreksi harga juga perlu diperhatikan seiring dengan perubahan kondisi ekonomi dan kebijakan moneter.









